Lakukan hubungan seks ti kawasan pekuburan


Apa yang ada di fikiran kitaketika mendengar kata batu nisan di tanah pekuburan. Kesan seram, takut, dan bayangan hantu pasti menyelimuti otak kecil kita. Apalagi bagi sebahagian orang, kalimat batu nisan dinilai menakutkan untuk dibicarakan di malam hari.

Namun di Surabaya, Jawa Timur, tidak demikian. Justru kawasan pekuburan ini digunakan untuk transaksi seks. Tidak hanya itu, mereka juga menggunakan kawasan itu sebagai tempat melakukan hubungan seks bagi lelaki hidung belang yang ingin menyalurkan hasrat birahinya.

Mungkin Anda akan tercengang mengetahui hal tersebut. Namun memang itulah kenyataan yang ada di sana. Tertarik dengan fenomena tersebut, penulis pun mencuba untuk memerhatikannya.

Posisi Makam Kembang Kuning memang tidak asing bagi warga Jalan Diponegoro, Surabaya. Jejak penulis pun menyusuri jalan setapak sejauh 500 meter dari jalan besar.

Sebelum mencapai jalan tersebut, penulis “dihadang” gapura yang berbunyi “Anda memasuki kawasan makam kembang kuning”. Menurut warga setempat, nama kembang kuning diambil dari banyaknya tumbuh-tumbuhan di tempat itu yang berbunga berwarna kuning.

Bahkan ada yang menyebut nama daerah kembang kuning cemoro sewu kerana banyaknya pohon cemara di tempat tersebut. Konon areal pemakaman ini sudah ada sejak tahun 1918. Hal itu tertulis di salah satu makam warga berkebangsaan Belanda.

Entah kebetulan atau tidak, lokasi makam kembang kuning ini memang berdekatan dengan lokasi terbesar se-Asia Tenggara, kawasan Dolly. Tidak ada yang istimewa saat siang hari.

Hanya jajaran makam bernisan lama terlihat indah. Sejumlah makam bahkan terlihat membangun sebuah bangunan menyerupai rumah untuk melindungi makam sang empunya.

Namun pemandangan iu berubah saat matahari menyingsing. Kawasan makam itunampak ramai oleh perempuan berbaju seksi dan kerumunan orang. Tentu saja mereka bukan untuk berziarah, kerana keadaan sudah malam dan gelap gulita.

Mereka merupakan pekerja seks komersil yang menjajahkan “dagangannya” untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Memang polemik memenuhi kebutuhan ekonomi menjadi salah satu alasan mereka nekat “begadang”.

Apakah ini merupakan “buangan” dari lokalisasi Dolly, namun memang rata-rata di areal ini wanitanya sudah terbilang berusia lanjut. Pantauan penulis usia mereka di atas 35 tahun. Demi memenuhi keperluan ekonomi, kadang memang manusia bertindak diluar nalar.

Sumber :http://www.okezone.com/

0 comments:

Post a Comment

 
Design by BeritaHangat™ | Bloggerized by BeritaHangat™ - Premium Blogger Themes | BeritaHangat™ Hot Story